Makam Leluhur Bebekeq
Penulis:
admindesa,
14-05-2025 3:16
Sejarah asal - usul MHA Bebekeq belum diketahui secara Detail karena pembuktian secara tertulis ataupun Manuskrip tidak dapat diketemukan, tapi hanya ddidapatkan dari beberapa cerita Lisan ataupun aatutur-Pitutur dari beberapa Tokoh Adat yang ada.>>Kedatuan ini diperkirakan berdiri pada masa keruntuhan singosari 1293 Masehi - 1527 Masehi pada masa kejayan Majapahit serta bersamaan dengan memerintahnya Sang Aji Genggelang . Batas wilayah kerajaan Dendaun meliputi ; Lokoq segara Terus Ke Barat ke Menggala, pusuk, lalu ke arah timur ke medas Lombok Timur, Mambal , Berembeng, Punikan, Madahan, lalu ke Propok (Lombok Timur). Setelah Datu Metu Pengempokan Petung Bayan pergi meninggalkan Istana karena malu dengan tuduhan “ Tau Bero “ di gantikan anaknya Sang Aji Dendaun (Sang Aji Dendaun adalah Raden Mas Pahit status anak angkat Datu Pengempokan Kemetuan Petung Bayan,Bukti situs Makam Mas Pahit ada di Selelos ) Setelah Mangkat digantikan anaknya dari pernikahan Mas pahit dengan Puterinya Datu Pengempokan kemetuan Petung Bayan Bernama Denek Mas Lilit, anaknya bernama Cakra Bintoro / Datu Busi tumenggung Dendaun setelah mangkat digantikan oleh anaknya bernama Mas Gulam,/ Datu Bengeh,lalu digantilkan anaknya tumenggung Dendaun kemudian digantikan Oleh anaknya bernama Raden Riapatih dan Raden Riapatih digantikan anaknya Raden Rapatih. Kekerabatan Datu dendaun dan Datu Gangga begitu kuat sebab adanya pernikahan anak Datu Gangga dengan Datu Dendaun. Keturunan Datu Dendaun di Sebarkan ke beberapa tempat di pulau lombok antara lain Datu Galih yang merupakan keturunan dari Sang aji Dendaun berkuasa di Propok Lombok Timur mempunyai beberapa keturunan sebagai Raja Diantaranya ; Keker selanjutnya Keker digantikan anaknya bernama Pangeran Ratu. Pangeran Ratu digantikan anaknya bernama Pemban Muter. Pemban Muter digantikan anaknya bernama Datu Busi Salut, Datu Busi Salut digantikan anaknyaKi Rangga Tilah Jiwa .Kirangga Tilah Jiwa digantikan anaknya Datu Busi Sabil. Datu Busi Sabil digantikan anaknya Datu Busi Kawanangan.Datu Busi Kawanangan digantikan oleh anaknya bernama Raden Demung Ganda Marta. Raden Demung Ganda Marta digantikan oleh anaknya bernama Demung Wira Bangsa. Demung Wira Bangsa setelah mangkat digantikan anaknya bernama Demung Langit Bali.Disebut juga Kedatuan Dendaun mendapatkan kunjungan dari utusan Gajah Mada yang bernama Lumendung Sari tertulis dalam prasasti piagam menggala. Belum ditemukanya bukti manuskrip berupa inkripsi yang bisa menjelaskan terkait kelanjutan Kedatuan Dendaun setelah masa pemerintahan Raden Rapatih. Ada tiga versi pasca Kedatuan Dedaun dari berberapa sumber yang dapat dipercaya ,tetapi semua bersepakat bahwa yang memerintah di Dendaun adalah keturunan Raden Patah.>>Pada tahun 1891 masa penjajahan Belanda terjadinya pemberontakan praya (Ekspansi) disebabkan adu domba Belanda tertanam dalam relasi Praya - Mataram. Konon Datu Dendaun bersahabat baik denagn Raja Anak Agung Karang Asem sehingga pada masa pemberontakan praya, Anak Agung Karang Asem meminta bantuan kekuatan kepada Datu Dendauan untuk membantu dalam peperangan tersebut. Singkat cerita Putra Datu Dendaun ( siapa……….) yang ikut dalam peperangan sekaligus memimpin pasukan, bala bantuan dari Datu Dendaun dalam kurun waktu yang sangat lama tidak pulang ke ke kerajaan Dendaun sehingga membuat Datu Dendaun putus asa. Dengan rasa putus asa yang mendalam maka Datu Dendaun mengambil tambang (Batok Kelapa kering digunakan sebagai gayung pada masa itu) di isi dengan air dan satu tangakai bunga pinang muda dengan doa mantara lalu memercikan air suci (Aiq Pemipit ) kisaran kawasan Istana Kerajaan. Dengan memercikkan Air Suci tsb Kerajaan hilang bersamaan dengan penghuni di kawasan tersebut. Namun di sekitar kawasan yang hilang banyak benda - benda bersejarah yang dilanjutkan oleh keturunan kerajaan hingga sekarang tetap dikeramatkan menjadi situs yang dirituskan secara turun- temurun.>>Raja Pertama Datu Dendaun Bernama Datu Metu Pengempokan Petung Bayan, wilayah kekuasaannya sampai persia dan Kekaisaran Jepang, kisaran abad sebelum meletus samalas (diperkuat bukti Situs Makam Tuman Aiq di kisaran wilayah Datu Dendaun yaitu Makam Datu Metu Pengempokan Petung Bayan, Denek Mas Lilit, dan Denek Mas Setrimen) Di perkuat juga dengan Doa Mangku Bebekeq Ketika melakukan memarek membuka Makam Bebekeq nama Datu Metu Pengempokan Petung Bayan di sebut paling awal (Butuh Penggalian lebih dalam)”. Kendala yang kami temukan pada pemahaman sakral masyarakat adat tentang pemaliq bukan menjadi hal tabu, Mangku Bebekeq dan Mangku Berangkak belum bisa memberikan Doa membuka makam, jika dibuka disitu kita tau silsilah leluhur mereka, hanya mangku Tuman aiq sedikit menjelaskan hal tersebut”.Alasan kenapa sejarah tersebut sebelum samalas meletus, situs lokoq segara merupakan Batas daratan pada zamannya, ke barat Makam Tuman aiq di meleko merupakan batas Lautan pada zamannya pula wilayah Dasan Tengak, kebarat menuju Orong Empak Panasan ada situs Segara Duyung/Telaga Duyung, Kebarat menuju leong ketemulah situs lokoq pakam leong (bukti don lelede batas laut pada zamannya) dan jika di kaitkan dengan batas laut pada zamanya ada keterkaitan pula situs Tanjung Biru di desa loloan, situs biloq petung di lombok timur.>>Salah satunya dari jejak geologis dapat diamati pada bentangan alam, Geografis Bebekeq dan lokasi sekitarnya merupakan wilayah yang sangat subur dan ditumbuhi hutan belantara. Selanjutnya nenek moyang/leluhur orang Masyarakat Bebekeq bermukim secara berkelompok dimana kehidupan mereka sudah teratur dan telah membentuk pola-pola kepemimpinan yang sederhana di pemukimannya. Nenek moyang/leluhur orang-orang Bebekeq pada awalnya hidup nomaden (berpindah-pindah) dari satu tempat ke tempat lainnya>>Sejarah sosial budaya, pemberian nama bagi suatu daerah sebagai hal yang lumrah manakala ditinjau dari perwujudan kondisi lokal tatanan kehidupan sosial budaya yang berkembang dalam masyarakat adat karena cerminan dari sifat dan karakteristik penduduk yang berdomisili di tempat tersebut termasuk pemberian nama Bebekeq.>>Bahwa nama “Bebekeq” secara harfiah berarti “ditenteng” atau Secara terminologi Bebekeq berarti tempat yang berada di ketinggian. Secara falsafati bermakna “pegangan”, maksudnya nilai-nilai kearifan hidup orang Bebekeq masa silam hingga kini masih dipatuhi oleh warga keturunan leluhur Bebekeq.>>Berdasarkan sistem Kepercayaan cerita sejumlah tokoh, kehidupan menetap komunitas masyarakat setempat punya ikatan antara manusia dengan alam sekitarnya yang tetap berlangsung hingga sekarang. Bukti nenek moyang orang Bebekeq percaya adanya roh-roh leluhur yaitu adanya makam-makam yang dianggap kramat seperti makam Brangkak, Bebekeq. Bukti kepercayaan ini setiap tahun mereka melakukan ritual-ritual adat dan benda-benda pusaka yang dianggap suci dan bertuah, sehingga mereka pun kerap merayakan ritual penyuciannya (ngaponin). Mereka juga punya tradisi sedekah gumi paer (bumi beserta isinya), dikenal dengan “Ggaji Lawat”, suatu ritual adat yang digelar setiap satu dasawarsa ketika dianggap sedang dalam situasi normal berlokus di makam Brangkak. Ritual ini terkadang diadakan di bawah waktu 10 tahun ketika dirasakan gumi paer dalam situasi abnormal bertujuan meruwat bumi.>>Disamping itu juga MHA Bebekeq melakukan ritual “Menunas-Memule” (meminta-memulai). Ritual memule digelar sebelum ritual menunas atau mengawali ritual menunas. Ritual adat yang digelar di Petilasan Bebekeq yang berada di kawasan hutan Bebekeq (kini hutan adat). Ritual-ritual adat tersebut (menunas, memule dan ngaji lawat) pada hakekatnya adalah ritual yang bertujuan ungkapan syukur manusia kepada Tuhan dan menjaga relasi manusia dengan alam semesta.>>Pada masa Pemerintahan ORLA (1966 – 1968) Masyarakat Hukum Adat (MHA) Bebekeq secara turun-temurun mengenal pranata-pranata lokal yang dikenal istilah Wet Tau Telu yang berarti pembagian kekuasaan kepada tiga unsur yaitu : Institusi Pemerintahan disebut Pemusungan, bidang ke-Agama-an di urusi oleh Penghulu, Ketip, Lebey, Mudin, dan Santri dan yang berkaitan dengan Adat diurus oleh Mangku. Dalam hal sudah mengenal adanya pranata-pranata MHA yang mengatur hubungan antar manusia dengan manusia dan masyarakat dengan alam, Pranata ini disebut dengan Toaq Lokaq, dan penyebutan (Hukum Adat) disebut Awiq-Awiq.>>Dari sebuah perjalanan diperkirakan bahwa kegitan ritualitas adat di Makam Berangkak dan Makam Bebekeq dilaksanakan dari keturunan Datu Bebekeq yang bernama Datu Mirah Berangkak dan mendapatkan Wangsit (bisikan gaib) bahwa untuk mengingat leluhur harus ada ritual dengan membuat SESAJI berupa Lekesan sirih pinang dan dilakukan di Makam Bebekeq.>>Setelah Datu Mirah Berangkak sepuh maka ditunjuklah TITI PALANG untuk meneruskan Tradisi/kebiasaan dan memberi penghormatan sebagai MANGKU untuk memimpin upacara ritual adat secara turun temurun oleh masyarakat setempat yang dipimpin oleh seorang Mangku. Dari Kemangkuan ini terdapat 7 (tujuh) turunan mangku Bebekeq sampai sekarang.>>Keturunan Mangku Bebekeq ini diantaranya : Mangku Pertama bernama TITIK PALANG, Mangku Kedua bernama TITIK GUNA, Mangku Ketiga bernama AMAK PADANG, Mangku Ke empat bernama AMAK LAMPANG, Mangku Kelima bernama AMAK SUKAWI, Mangku ke enam bernama AMAK RADEP dan Mangku Ketujuh bernama AMAK SUDIR sampai sekarang, sedangkan untuk kegiatan ke agamaan terutama kegiatan Agama Islam sepeti prosesi Khitanan atau nyunatang dilaksanakan oleh MUDIM dan pelaksana Khitanan dilaksanakan oleh CALAK
Selanjutnya »